Perlindungan Hukum Pengungsi Musiman dalam Konteks Kelemahan Hukum Internasional dan Implikasinya bagi Keamanan Nasional
DOI:
https://doi.org/10.61104/alz.v3i3.1738Keywords:
Pengungsi Musiman, Perubahan Iklim, Kekosongan HukumAbstract
Perubahan iklim global telah memunculkan perpindahan musiman akibat degradasi lingkungan yang belum terlindungi secara hukum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelemahan Konvensi Pengungsi 1951 dan urgensi pembentukan kerangka hukum baru dalam melindungi pengungsi musiman. Pendekatan hukum normatif digunakan dengan menganalisis instrumen hukum internasional dan nasional seperti Konvensi 1951, Protokol 1967, putusan Teitiota v. New Zealand, dan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa definisi pengungsi saat ini masih terbatas pada penganiayaan, sehingga pengungsi musiman berada dalam kekosongan hukum tanpa jaminan status, perlindungan sementara, dan prinsip non-refoulement. Di Indonesia, belum tersedia regulasi yang secara khusus mengatur perlindungan bagi pengungsi akibat perubahan iklim, padahal negara ini berpotensi menjadi tujuan maupun transit. Penelitian ini merekomendasikan reformulasi kerangka hukum yang inklusif dan adaptif di tingkat internasional dan nasional untuk menjamin perlindungan hukum, mencegah krisis kemanusiaan, dan menjaga stabilitas keamanan negara.
References
Abate, R. S., & Bhandary, S. (2024). Enhancing protection of “climate refugees” in destination hubs. Harvard.
Amelia, R., & Hidayat, A. (2022). Dampak interaksi sosial antara pengungsi dengan masyarakat lokal. Prosiding Konferensi Nasional Sosiologi (PKNS), 5, 37–39.
Bararah, K., & Rohmah, M. (2024). Tantangan hukum internasional dalam perubahan iklim. Proceeding of Airlangga Faculty of Law Colloquium, 334.
David, S. (2014). Sinking islands, rising problem. Environmental Law Journal, 44(3), 678–690.
Dewi, C., & Hidayat, R. (2024). Kedaulatan yang terancam air. Jurnal Hukum Pembangunan Global, 9(1), 5–30.
Docherty, B., & Giannini, T. (2009). Confronting a rising tide. Harvard Environmental Law Review, 33(2), 349–403.
Ferris, E. (2019). The seasonal refugee. Journal of Refugee Studies, 32(2), 212–230.
Fitzpatrick, J. (2020). Temporary protection regimes. Harvard International Law Journal, 61(1), 1–56.
Gemenne, F. (2019). Redefining refugee protection. Nature Climate Change, 9(5), 346–348. https://doi.org/10.1038/s41558-019-0488-3
Global Compact on Refugees. (2023). Implementation survey report. UNHCR.
Goodwin-Gill, G. S., & McAdam, J. (2007). The refugee in international law (3rd ed.). Oxford University Press.
Hathaway, J. C. (2021). The rights of refugees under international law (3rd ed.). Cambridge University Press.
International Organization for Migration. (2023). Global migration trends report.
International Organization for Migration. (2024). Legal aspects of protecting migrants' rights in the context of disasters, climate change and environmental degradation.
IPCC. (2021). Climate change 2021: The physical science basis. Cambridge University Press.
IPCC. (2023). Climate change 2023: Synthesis report. IPCC. https://doi.org/10.59327/IPCC-AR6-2023-SY
Kolmannskog, V., & Brekke, J. P. (2010). Climate change, displacement and international law: The gaps in the global protection regime. Norwegian Refugee Council.
Komite Hak Asasi Manusia PBB. (2019). Views adopted… (Teitiota v. New Zealand), CCPR/C/127/D/2728/2016.
Library of Congress. (2025). New Zealand: "Climate change refugee" case overview. https://www.loc.gov/law/help/climate-change-refugee/new-zealand.php
McAdam, J. (2012). Climate change, forced migration, and international law. Oxford University Press.
McAdam, J. (2014). Conceptualizing climate-induced displacement. Oxford Journal of Legal Studies, 34(1), 69–95.
McAdam, J. (2017). Climate change, forced migration, and international law (pp. 5–10). Oxford University Press.
McNamara, K. E., & Gibson, C. (2009). ‘We are not drowning, we are fighting’. Pacific Conservation Biology, 15(2), 114–122.
Primadasa, Y., Sari, N., & Kurniawan, T. (2021). Kondisi dan solusi pencari suaka. Journal of Law and Border Protection, 3(2), 135–138.
Purnomo, S. (2021). Tantangan hukum internasional pengungsi bencana. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 7(1), 30–50.
Rahman, M. M. (2021). Cyclone-induced displacement. Journal of Refugee Studies, 34(2), 45–67.
Sabirin, A., Bayuaji, A. P., & Keumala, D. (2024). Legal vacuums. Lampung Journal of International Law, 6(2), 101–103.
Sari, A. P., & Wardhana, B. K. (2024). Krisis pengungsi iklim. Jurnal Hukum Internasional, 15(2), 120.
Scott, D. (2014). Sinking islands, rising problem. Environmental Law Journal, 44(3), 678–690.
Susanti, R., & Wijaya, B. (2023). Urgensi regulasi pengungsi iklim. Jurnal Kebijakan Hukum Nasional, 5(2), 75–95.
Susetyo, H. (2024). Krisis pengungsi Rohingya. Indonesia Focus Policy Review, 2(1), 6–7.
UNFCCC. (2023). Climate change and human mobility: Technical paper.
UNHCR. (1951). Convention relating to the status of refugees. United Nations Treaty Series, 189, 137–152.
UNHCR. (2022). Ethiopia drought displacement monitoring. https://data.unhcr.org/
van Waas, L. (2013). Climate change-induced displacement. Georgetown Environmental Law Review, 26(1), 21.
Wijaya, A., & Santoso, B. (2024). Kerangka hukum untuk pengungsi iklim. Jurnal Hukum Internasional, 18(1), 45–70.
World Bank. (2023). Proposal for climate displacement fund. Working Paper No. 11234.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fanny Priscyllia, Ni Nyoman Putri Purnama Santhi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a 