Telaah Karakteristik Sistem Bikameral Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor. 92/Puu-X/2012
DOI:
https://doi.org/10.61104/alz.v3i5.2196Keywords:
Sistem Bikameral, Mahkamah Konstitusi, Kewenangan DPD, LegislasiAbstract
Latar belakang penelitian ini berangkat dari dinamika ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen UUD 1945 yang mengubah sistem legislatif dari unikameral menjadi bikameral. Kehadiran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diharapkan mampu menjadi penyeimbang kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pembentukan undang-undang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 mengubah karakteristik sistem bikameral Indonesia dan memperkuat posisi DPD dalam fungsi legislasi. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif melalui analisis kepustakaan terhadap peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, doktrin, dan literatur akademik terkait kewenangan DPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan tersebut memberikan penguatan pada tahap perencanaan dan pembahasan RUU, sehingga DPD memperoleh posisi sebagai co-legislator, tetapi belum mencapai level co-decision maker. Implikasinya, sistem bikameral Indonesia tetap bercorak soft bicameralism, meskipun mengalami sedikit pergeseran ke arah quasi-strong bicameralism, yang menunjukkan perlunya reformasi konstitusional untuk mencapai keseimbangan kekuasaan yang lebih efektif
References
Belser, E. M. (2018). The Swiss Ständerat: A model of perfect bicameralism. Perspectives on Federalism, 10(2), 152–181. https://doi.org/10.2478/pof-2018-0021
Benyal, H. S. (2020). Transformasi kewenangan DPD dalam Ius Constitutum ke arah Ius Constituendum demi kesetaraan dalam bikameral. Jurnal Panorama Hukum, 5(1), 77–92. https://doi.org/10.21067/jph.v5i1.4202
Budiardjo, M. (2015). Dasar-dasar ilmu politik (Cetakan pertama). PT Gramedia Pustaka Utama.
Elva Imeldatur Rohmah. (2018). Fungsi legislasi DPR dan DPD perspektif maslahah mursalah (implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012). Jurnal Ummul Qura, 11(1), 16–33. https://doi.org/10.55352/uq.v11i1.425
Ibnu Kuncoro, & Wijiningsih, N. (2024). Perbandingan sistem parlemen bikameral di Indonesia dan Filipina. Reformasi Hukum Trisakti, 6(1), 351–363. https://doi.org/10.25105/refor.v6i1.19180
Junaidi, V., & Reininda, V. (2020). Relasi Presiden dan DPR dalam pembentukan undang-undang pada sistem pemerintahan presidensial multipartai. Jurnal Jentera, 3(1). https://jurnal.jentera.ac.id/index.php/jentera/article/view/18
Laksono, F., Triningsih, A., Ramdan, A., & Karmadaniah, I. (2016). Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 terkait kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam pembentukan undang-undang. Jurnal Konstitusi, 12(3), 542. https://doi.org/10.31078/jk1236
Lijphart, A. (2012). Patterns of democracy: Government forms and performance in thirty-six countries. Yale University Press.
Mastur. (2020). Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam legislasi pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012. Journal of Quality Improvement, 6(2). https://doi.org/10.31849/qistie.v6i2.1747
Mochtar, Z. A. (2022). Politik hukum pembentukan undang-undang (Cetakan pertama). EA Books.
Oday, A. (2023). Tinjauan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Undang-Undang Dasar 1945. Lex Administratum, 21(5). https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/administratum/article/view/51006
Russell, M. (2021). Bicameralism today: A comparative analysis of second chambers worldwide. Oxford University Press.
Russell, M., & Benton, M. (2010). Selective influence: The policy impact of House of Lords reform. The Constitution Unit, University College London.
Safaraz, A. M. (2021). Konstruksi parlemen bikameral dalam sistem ketatanegaraan Indonesia: Studi atas konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Istinbath: Jurnal Hukum, 17(2), 317–344. https://doi.org/10.32332/istinbath.v17i2.2129
Saldi Isra. (2018). Pergeseran fungsi legislasi (Cetakan kedua). Rajawali Pers.
Sjarif, F., Fitriani, A., & Anggraeni, R. (2025). Menyikapi keterbatasan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah: Optimalisasi pelaksanaan kewenangan DPD dalam pembentukan undang-undang. Jurnal Asosiasi Ilmuwan Pemerintahan Indonesia (ASIPPER), 1(1). https://asipper.or.id/index.php/asipper/article/view/8
Stefania, A. F., & Septarianto, R. B. (2020). Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah sebagai kamar kedua dalam sistem bikameral di Indonesia. Justitia Jurnal Hukum, 4(1), 184–198.
Sugiman. (2017). Konstruksi legislasi Dewan Perwakilan Daerah pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011). Binamulia Hukum, 6(2). https://doi.org/10.37893/jbh.v6i2.288
Suparto, S. (2017). Pengujian UU No. 27 Tahun 2009 dan UU No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD & DPRD (MD3) sebagai upaya DPD untuk mengembalikan kewenangan konstitusionalnya. UIR Law Review, 1(1), 13. https://doi.org/10.25299/ulr.2017.1.01.150
Wasana, A., Purwanto, R., & Daeny, M. (2023). Penguatan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam rangka reformasi birokrasi di Indonesia. Jurnal Media Administrasi, 7(2), 52–59. https://doi.org/10.56444/jma.v7i2.470
Wele, Y. A. H., Monteiro, Y. M., & Tupen, R. R. (2024). Fungsi legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam pembentukan undang-undang. Federalisme: Jurnal Kajian Hukum dan Ilmu Komunikasi, 1(3), 102–115. https://doi.org/10.62383/federalisme.v1i3.53
Wuryandanu, & Hadi. (2024). Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam penguatan otonomi daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 7(1). https://doi.org/10.47647/jsh.v7i1.2248
Yokotani, Y. (2018). Sistem bikameral di lembaga legislatif berdasarkan tugas dan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (Perbandingan dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Argentina). Progresif: Jurnal Hukum, 11(1). https://doi.org/10.33019/progresif.v11i1.201
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Rahmat Mokodompit, Ahmad

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.