Nilai- Nilai Sosial Pada Tradisi Pantawan Bunting di Desa Pagar Dewa Kabupaten
DOI:
https://doi.org/10.61104/alz.v3i4.2014Keywords:
Pantawan Bunting, Nilai Sosial, Simbolisme Budaya, Pelestarian TradisiAbstract
Globalisasi dan penetrasi teknologi digital memberikan dampak signifikan terhadap keberlanjutan tradisi budaya lokal, termasuk pada masyarakat Suku Pasemah di Desa Pagar Dewa. Pergeseran nilai sosial, meningkatnya individualisme, dan menurunnya minat generasi muda terhadap praktik budaya tradisional memunculkan tantangan serius dalam menjaga identitas kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi Pantawan Bunting dan menganalisis makna simbolik serta nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan analisis interaktif model Miles, Huberman, & Saldaña. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantawan Bunting memiliki dua poros utama: prosesi pelaksanaan yang membangun solidaritas sosial serta simbolisme yang merepresentasikan penghormatan, kebersamaan, rasa syukur, dan harapan tercapainya keluarga harmonis. Temuan juga mengungkap bahwa meskipun terdapat adaptasi bentuk akibat modernisasi, esensi nilai-nilai tradisi tetap terjaga. Penelitian ini menegaskan pentingnya strategi pelestarian berbasis komunitas, integrasi pendidikan budaya, digitalisasi berbasis etika, dan dukungan kebijakan publik agar tradisi tetap relevan di era globalisasi.
References
Aisah, S. (2015). Fungsi nilai sosial dalam masyarakat. Jurnal Pendidikan Sosial, 3(1), 12–21.
Amelia. (2023). Nilai budaya dan kebersamaan dalam masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial, 7(1), 55–66.
Amelia, & Hudaidah. (2021). Pelestarian seni tradisional di tengah globalisasi. Jurnal Seni dan Budaya, 6(2), 101–112.
Appadurai, A. (2013). Modernity at large: Cultural dimensions of globalization. University of Minnesota Press.
Arios, R. L. (2019). Tradisi Pantawan Bunting pada masyarakat Suku Pasemah. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 8(1), 15–25.
Cambridge Anthropology Review. (2022). Sacred and profane in Southeast Asian rituals: The anthropology of belief. Cambridge University Press.
Cambridge Heritage Review. (2023). Digital heritage preservation and AI applications. Cambridge University Press.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches (4th ed.). SAGE Publications.
Fauziah, S. (2017). Kebijakan perlindungan warisan budaya takbenda. Jurnal Hukum dan Kebudayaan, 3(1), 51–63.
Geertz, C. (1973). The interpretation of cultures. Basic Books.
Hall, S. (2019). Representation: Cultural representations and signifying practices (2nd ed.). SAGE Publications.
Handoyo, B., et al. (2015). Nilai sosial sebagai unsur budaya. Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 101–110.
Hassan, M., & Rahman, N. (2021). Cultural continuity in Malay wedding traditions in Malaysia and Brunei. Routledge Press.
Held, V. (2015). The ethics of care: Personal, political, and global. Oxford University Press.
Hidayati, L., & Shofwani, A. (2019). Dampak globalisasi terhadap kelestarian budaya lokal. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 4(1), 15–25.
Hofstede Insights. (2021). Country comparison: Indonesia. Retrieved from https://www.hofstede-insights.com
Insani, R. (2022). Media massa dan pengaruh budaya global. Jurnal Komunikasi Global, 10(1), 88–97.
Jenkins, H. (2021). Convergence culture: Where old and new media collide. New York University Press.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta.
Kusnanto. (2022). Peran masyarakat dalam pelestarian budaya lokal. Jurnal Pemberdayaan Komunitas, 4(3), 73–83.
Lindholm, C., & Zaman, M. (2021). Cultural solidarities and family-based traditions in Southeast Asia. Taylor & Francis.
Mastuliana. (2024). Perubahan pola interaksi sosial di era digital. Jurnal Sosiologi Kontemporer, 9(1), 12–22.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad, A. (2004). Hukum dan penelitian hukum. PT Citra Aditya Bakti.
Murniti, & Purnomo. (2017). Penyederhanaan prosesi Ngaben di Bali. Jurnal Antropologi Budaya, 5(2), 77–89.
Nakata, M., & Langton, M. (2020). Intercultural interactions and indigenous knowledge transmission. Routledge.
Nugraha, A. (2020). Pelestarian budaya berbasis teknologi digital. Andi Publisher.
Nurdin, I. I. L., et al. (2021). Perubahan norma sopan santun dalam masyarakat modern. Jurnal Komunikasi dan Budaya, 8(2), 45–55.
Nurhaidah. (2015). Globalisasi dan tantangan identitas budaya lokal. Jurnal Antropologi Indonesia, 36(2), 120–131.
Nursifa, E. (2020). Peran budaya dalam menjaga keharmonisan sosial. Jurnal Ilmu Sosial, 5(2), 32–40.
Permana, R., et al. (2022). Perubahan nilai budaya di perkotaan dan pedesaan. Jurnal Sosiologi Pembangunan, 11(1), 14–27.
Pratikno, & Hartatik. (2023). Tantangan globalisasi terhadap pelestarian budaya. UB Press.
Putnam, R. D. (2000). Bowling alone: The collapse and revival of American community. Simon & Schuster.
Routledge Cultural Studies. (2021). Community-based practices and cultural resilience in Southeast Asia. Routledge.
Sahlins, M. (2015). Culture in practice: Selected essays. Zone Books.
Smith, P., & Riley, A. (2020). Cultural theory: An introduction (3rd ed.). Wiley-Blackwell.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Alfabeta.
Suan, A. B., et al. (2010). Tradisi dan adat istiadat Suku Pasemah. Universitas Bengkulu Press.
Syawaludin. (2021). Fungsi strategis tradisi dalam masyarakat. Jurnal Sosiologi Budaya, 12(2), 44–55.
Taylor & Francis. (2021). Ritual dynamics and cultural adaptation in Southeast Asia. Taylor & Francis Group.
Throsby, D. (2019). Economics and culture (2nd ed.). Cambridge University Press.
UNESCO. (2022). Intangible cultural heritage report: Southeast Asia. UNESCO Publishing.
UNESCO Bangkok. (2023). Living heritage in Southeast Asia: Challenges and opportunities. UNESCO Regional Office.
UNICEF. (2022). Transmitting social values through community-based cultural practices in Southeast Asia. UNICEF Publications.
World Bank. (2023). Preserving intangible cultural heritage in Asia-Pacific. World Bank Publications.
Yusuf, M. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Prenadamedia Group.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Wiko Pibi Hardian, Saepudin, Sepri Yunarman

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.