Perbandingan Criminal Thinking Narapidana Residivis Versus Nonresidivis Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.61104/alz.v3i4.2010Keywords:
Criminal Thinking, Residivisme, Lembaga Pemasyarakatan, OvercrowdingAbstract
Fenomena kejahatan di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir dan berdampak serius pada sistem pemasyarakatan, khususnya permasalahan overcrowding di lembaga pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat criminal thinking antara narapidana residivis dan nonresidivis di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif komparatif dengan melibatkan 210 narapidana sebagai sampel, terdiri atas 136 nonresidivis dan 74 residivis, yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Criminal Thinking Scale (CTS) dengan enam dimensi utama, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan Mann-Whitney U Test karena data berdistribusi tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat criminal thinking secara keseluruhan, namun terdapat perbedaan signifikan pada dimensi personal irresponsibility dan criminal rationalization (p < 0,05), di mana narapidana residivis memiliki skor yang lebih tinggi. Temuan ini menegaskan bahwa program pembinaan di lembaga pemasyarakatan perlu dirancang secara diferensial dengan mengintegrasikan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan pemantauan skor CTS untuk mengubah pola pikir disfungsional, meningkatkan tanggung jawab pribadi, serta menurunkan risiko pengulangan tindak pidana.
References
Bagian Registrasi Lapas Kelas IIA Yogyakarta. (n.d.). Data narapidana residivis.
Carvalho, J., & Bierens, H. (2002). A competing risk analysis of recidivism. Federal University of Ceara, 1–32. http://www.hawaii.edu/hivandaids/A%20Competing%20Risk%20Analysis%20of%20Recidivism.pdf
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (5th ed.). SAGE Publications. https://doi.org/10.7591/9781501721144-016
Cuadra, L. E., Jaffe, A. E., Thomas, R., & DiLillo, D. (2014). Child maltreatment and adult criminal behavior: Does criminal thinking explain the association? Child Abuse & Neglect, 38(8), 1399–1408. https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2014.02.005
Fazel, S., & Wolf, A. (2015). A systematic review of criminal recidivism rates worldwide: Current difficulties and recommendations for best practice. PLoS ONE, 10(6), e0130390. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0130390
Folk, J. B., Stuewig, J. B., Blasko, B. L., Caudy, M., Martinez, A. G., Maass, S., Taxman, F. S., & Tangney, J. P. (2018). Do demographic factors moderate how well criminal thinking predicts recidivism? International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, 62(7), 2045–2062. https://doi.org/10.1177/0306624X17694405
Fulham, L., Blais, J., Rugge, T., & Schultheis, E. A. (2023). The effectiveness of restorative justice programs: A meta-analysis of recidivism and other relevant outcomes. Criminology & Criminal Justice. https://doi.org/10.1177/17488958231215228
Hairi, P. J. (2018). Konsep dan pembaruan residivisme dalam hukum pidana di Indonesia. Negara Hukum, 9(2). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0130390
Hamzah, I., & Herlambang, P. R. (2021). Can gratitude and self-control prevent criminal thinking of sexual offender inmates? Jurnal Psikologi, 17(2), 101–115.
Hersyanda, M. D., & Lubis, I. S. (2024). Efektivitas sanksi pidana terhadap pengulangan kejahatan (residivisme) di Indonesia. Jurnal Hukum Pidana, 1(3), 253–265.
Iskandar, T. Z. (2016). Psikologi lingkungan: Teori dan konsep. Prenada Media.
Knight, K., Garner, B. R., Simpson, D. D., Morey, J. T., & Flynn, P. M. (2006). An assessment for criminal thinking. Crime & Delinquency, 52(1), 159–177. https://doi.org/10.1177/0011128705281749
Komariah, M., Pratama, R., & Adriansyah, E. (2023). Dampak pandemi Covid-19 terhadap tingkat kriminalitas di Kabupaten Ciamis. Jurnal Suara Hukum, 4(1), 22–39. https://doi.org/10.26740/jsh.v4n1.p22-39
Mahmuda, M., & Fitriani, W. (2024). Faktor penyebab terjadinya pengulangan tindak pidana pasca pembinaan di lembaga pemasyarakatan kelas II B Solok serta implikasinya dengan bimbingan konseling. Counselia: Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 5(1), 50–59. https://doi.org/10.31943/counselia.v5i1.111
Mitchell, D., & Tafrate, R. C. (2012). Conceptualization and measurement of criminal thinking: Initial validation of the criminogenic thinking profile. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, 56(7), 1080–1102. https://doi.org/10.1177/0306624X11416197
Novitasari, Y., & Subarkah, M. Z. (2022). Pengaruh kontrol diri terhadap criminal thinking tahanan dan narapidana di Rutan Kelas I Surakarta. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 9(2), 141–151. https://doi.org/10.21107/jsmb.v9i2.17156
Nuraeni, Y. S., & Irawati, D. (2021). Analisis perbandingan kriminalitas di lembaga pemasyarakatan: Pendekatan manajemen. Jurnal Ilmiah Manajemen, 9(4), 439–450.
Qolby, B. S. (2020). Uji Mann-Whitney dalam statistika non-parametrik. Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika, 2(1), 3–16.
Rivaldi, A. (2021). Kajian kriminologis yang mempengaruhi narapidana melakukan pengulangan tindak pidana pencurian (Studi kasus di Lapas Kelas IIA Jambi). Jurnal Kriminologi Indonesia, 5(1), 1–78.
Salamor, A. M. (2021). Studi kriminologis residivis perempuan tindak pidana penipuan di Lapas Perempuan Kelas III Ambon. Jurnal Belo, 7(2), 156–164. https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/belo/article/view/4701
Sari, I. N., & Nuqul, F. L. (2014). Criminal thinking pada narapidana wanita. Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, 53(9), 1689–1699.
Situmeang, S. M. T. (2021). Fenomena kejahatan di masa pandemi Covid-19: Perspektif kriminologi. Majalah Ilmiah UNIKOM, 19(1), 35–44.
Sykes, G. M., & Matza, D. (2013). Techniques of neutralization: A theory of delinquency. American Sociological Review, 22(6), 664–670. https://doi.org/10.2307/2089195
Taxman, F. S., Rhodes, A. G., & Dumenci, L. (2011). Construct and predictive validity of criminal thinking scales. Criminal Justice & Behavior, 38(2), 174–187. https://doi.org/10.1177/0093854810389550
Usman, U., Nasution, B. J., & Seregar, E. (2020). Over kapasitas lembaga pemasyarakatan dalam perspektif kebijakan hukum pidana. Wajah Hukum, 4(2), 436–448. https://doi.org/10.33087/wjh.v4i2.256
Walters, G. D. (2016). Are behavioral measures of self-control and the Grasmick self-control scale measuring the same construct? A meta-analysis. American Journal of Criminal Justice, 41(2), 151–167. https://doi.org/10.1007/s12103-015-9317-3
Walters, G. D. (2017). Reactive criminal thinking as a consequence of low self-control and prior offending. Deviant Behavior, 38(2), 119–129. https://doi.org/10.1080/01639625.2016.1196951
Walters, G. D. (2020). Neutralization, moral disengagement, and delinquency in adolescence: Testing the reciprocal effects of proactive criminal thinking and guilt on future offending. Justice Quarterly, 37(2), 210–230. https://doi.org/10.1080/07418825.2018.1537401
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Annas Rifki Rachmawan, Imaduddin Hamzah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.