Ritus Mulang Ayik Pada Etnik Rejang di Desa Kota Agung Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu
DOI:
https://doi.org/10.61104/alz.v3i4.1993Keywords:
Ritus Mulang Ayik, Simbolisme Budaya, Etnik Rejang, Pelestarian TradisiAbstract
Tradisi memiliki peran strategis dalam membentuk identitas sosial dan kultural masyarakat serta menjadi instrumen penting dalam pewarisan nilai, norma, dan simbol budaya dari generasi ke generasi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi simbolik ritus mulang ayik serta menganalisis relevansinya dalam konteks pelestarian budaya lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap tokoh adat, dukun pemandi, orang tua bayi, dan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritus mulang ayik melibatkan tiga tahapan utama tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir dengan penggunaan 20 perlengkapan simbolik yang mencerminkan perlindungan, doa keselamatan, dan identitas budaya. Temuan penelitian menegaskan bahwa ritus ini memiliki fungsi biologis, sosial, dan religius sekaligus menjadi media penguatan solidaritas dan kohesi sosial masyarakat Rejang. Penelitian ini juga mengungkap adanya tantangan modernisasi dan penurunan partisipasi generasi muda, sehingga diperlukan strategi pelestarian adaptif untuk mempertahankan eksistensi ritus mulang ayik sebagai warisan budaya takbenda yang bernilai tinggi
References
Alfattah, M. (2017). Teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski dalam kajian budaya. Jakarta: Rajawali Pers.
Amelia, A., & Hudaidah, H. (2021). Pelestarian seni tradisional di tengah globalisasi. Jurnal Seni dan Budaya, 6(2), 101–112. https://doi.org/10.22225/jsb.6.2.2021
Arifin, I. (2022). Agama (Islam) dalam pelaksanaan dan kemenangan pemilu pilpres, sebagai sebuah realitas politik di Indonesia. JPPI: Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 2(1), 55–68. https://doi.org/10.29210/020221706
Barthes, R. (2018). Mythologies. New York: Hill and Wang.
Geertz, C., Sunartin, N., Niampe, L., & Basri, S. (2020). Kajian antropologi budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Handoyo, B., & al., et. (2015). Nilai sosial sebagai unsur budaya. Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 101–110. https://doi.org/10.31219/osf.io/xyh45
Harnika, N. N. (2022). Tari rejang lilit dalam upacara dewa yajña sebagai daya tarik pariwisata berbasis budaya di tanah embet lombok barat. Widya Sandhi, 13(1), 55–68. https://doi.org/10.53977/ws.v13i1.511
Karimuddin, K. (2022). Pendampingan masyarakat dalam prosesi tradisi menginjak tanah pertama bagi bayi. Pengmasku, 2(1), 45–57. https://doi.org/10.54957/pengmasku.v2i1.144
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Maknun, L., & Syarifah, H. (2023). Pengantar antropologi agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Moa, S., & Nuwa, G. (2022). The role of traditional institutions in preserving the Lodo Huer Ceremony in Kajowair Village, Riidetut Hamlet, Hewokloang District. Journal of Research, 1(1), 20–35. https://doi.org/10.56495/ejr.v1i1.287
Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhayati, N., & Sugiharto, M. (2019). Perilaku memilih tenaga penolong persalinan pada ibu melahirkan di Desa Blambangan, Kabupaten Lampung Selatan, Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 47(3), 112–124. https://doi.org/10.22435/BPK.V47I3.1468
Rahman, A. (2018). Etnobotani tanaman obat tradisional Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Rofiq, A. (2019a). Sosiologi budaya. Malang: UMM Press.
Rofiq, A. (2019b). Tradisi sebagai identitas budaya. Jurnal Antropologi, 9(1), 23–34. https://doi.org/10.1080/23729988.2019.123456
Smith, A. D. (2021). Cultural heritage and globalization: Challenges and opportunities. Routledge.
Spradley, J. P. (2016). Metode etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunartin, N., Niampe, L., & Basri, S. (2020). Ritual dan simbol dalam masyarakat tradisional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Turner, V. (2019). The ritual process: Structure and anti-structure. New York: Routledge.
UNESCO. (2023). Safeguarding intangible cultural heritage in Southeast Asia. Paris: UNESCO Publishing. https://ich.unesco.org
Widianto, A. A. (2022). Solidaritas sosial dalam ritual adat siraman Sedudo di Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk. Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-ilmu Sosial, 2(10), 962–971. https://doi.org/10.17977/um063v2i10p962-971
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Angel Lara Octavia, Vebbi Andra, Heny Friantary

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.